Fauzan (6) atau biasa dipanggil Abang adalah anak saya yang besar. Sepulang sekolah (TK B) dia biasanya bermain bersama adiknya Fadhil (3,5) yang belum mau sekolah. Kegemarannya adalah membaca buku, mainan, main puzzle, nonton TV (curious george is the best!) atau CD dan yang utama menggambar. Hal yang paling disukainya adalah segala hal tentang kendaraan; mobil, kereta api, pesawat, apalagi bis.
Bis bagi fauzan adalah kendaraan yang sangat mengagumkan, sejak bis pertama yang dia miliki ketika masih kecil, khayalannya selalu saja tentang bis. Sangat excited kalau lihat bis lewat di jalan raya. Karena kami tinggal di Bogor, Bis Trans Pakuan - yang ber AC tapi panas itu – adalah yang paling sering dia naiki. Kemana-mana kalau bisa maunya naik bis; ke Bandung, ke Bekasi, bahkan “Bun… bisa ga nanti kalau kita ke rumah Oma di Padang naik bis aja..?”.
Di dalam bis dia dan adiknya jarang duduk, maunya berdiri sambil meneriaki bis lain yang lewat “Biiiiss….!!”. Awalnya kami malu juga, seolah bis adalah benda aneh yang belum pernah dilihatnya. ”Bang...yang teriak2 liat bis tuh biasanya orang kampung, yang ga pernah ke kota...” kata ayahnya. Tapi bagi fauzan yang polos komentar ayahnya itu tentu saja ga ngaruh... Ketika menggambar juga kebanyakan bis dan pesawat, sedikit kereta. Bahkan di komputer dia punya file sendiri yang isinya daftar nama2 bis, dan akan dia tambah daftarnya ketika dia ingat atau baru menemukan nama bis lain yang belum terdaftar.
Cita-cita fauzan awalnya ingin jadi pilot, tapi ketika dia lihat di TV berita tentang Adam Air yang jatuh, dia berubah pikiran. ”Bun...aku ga mau jadi pilot ah, nanti bisa jatuh kayak pesawat adam air itu, aku mau jadi supir bis aja ya!”. Tentu saja awalnya kami kaget juga ‘duh, anak kita kok cita2nya ga keren amat ya…’ Setiap dia bicara tentang cita2nya itu biasanya kami timpali “Jadi supir bis itu ga perlu sekolah tinggi2 bang…ga perlu pintar…cita2nya yang lain aja ya..” .
Suatu ketika saya pernah Tanya “abang kalo ditanya bu guru cita2nya, jawabnya supir bis juga?”“Ngga.. Aku jawab aja jadi pilot biar bu guru seneng..padahal aku sebenernya pingin jadi supir bis..”Masya Allah..anakku jadi berbohong demi menyenangkan gurunya, juga mungkin demi menjaga imej ortunya.. ternyata komentar2 bernada keberatan dari kami soal cita2nya itu menimbulkan ide untuk berbohong. Jadi agak nyesel juga, kenapa kami selama ini begitu serius menanggapi cita2nya, padahal cita2 anak kan biasanya berubah seiring bertambahnya usia.
Kini setiap fauzan bilang soal cita2nya saya cuma senyum saja sambil berkata,”Ya, tapi tetap belajar yang baik ya..karena belajar itu wajib bagi anak sholeh. Pokoknya pesan bunda, cita-cita apa saja boleh, yang penting profesi kita itu bisa bermanfaat untuk orang lain””Oh..ya udah. Kalo gitu aku mau jadi insinyur pembuat pesawat atau pembuat bis aja deh, ”. Abang...abang...cabe deh bundanya... Bis lagi..bis lagi..
Rabu, 25 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar